Cerita ini terjadi sewaktu aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi
swasta yang terkenal di Malang, berawal dari chatting di internet
disebuah warnet dekat kampus, aku untuk pertama kalinya kenalan sama
seorang cewek yang bernama Siska.
Pertama minta nomor telepon selanjutnya kami sering chatting dan
akhirnya kami janjian untuk bertemu, aku atur waktu dan hari yang memang
bagus. Hari itu malam minggu, sekitar jam 07.00 malam di Blok M Mall,
ternyata dia cewek perfect untuk semua laki-laki yang melihatnya. Semua
cowok yang ada di situ semua meliriknya, tingginya sekitar 168-172 cm,
rambutnya hitam panjang sebahu, ukurannya 36B, pokoknya siip lah. Kami
akhirnya ambil keputusan untuk nonton, dia pilih film “Sweet November”,
aku sih ok saja. Di dalam aku tidak berani ngapa-ngapain, soalnya baru
kenal takut, dibilang kurang ajar. Tapi aku beranikan untuk mulai
menyentuh tangannya, ternyata dia diam saja, malah membalas meremas
jari-jariku dengan tangannya yang lembut yang ditumbuhi bulu-bulu yang..
enak untuk disentuh. Hanya itu yang baru kulakukan. Terus kami makan,
diperjalanan kugenggam tangannya, dia pun sepertinya tidak menolak
bahkan kadang-kadang merangkulku sampai aku rasakan buah dadanya yang
montok memijat-mijat bagian belakangku. Setelah itu aku mengantarnya
pulang, rumahnya di daerah Menteng, ternyata dia anak orang tajir.
Sesampainya di rumah dia meneleponku, dia mengajakku ke villa-nya yang
berada di daerah puncak kepunyaan orang tuannya, (maklum anak orang
kaya). Dia anak ke-3 dari 3 bersaudara.
Pas waktu itu aku libur semester, jadi ya Ok saja. Berangkatlah aku ke
villanya. Pakaiannya, wow.. sexy sekali, buah dadanya yang ranum itu
kelihatan ingin loncat keluar dari sarangnya yang ditutupi BH warna
hitam. Sesampainya di sana kami langsung berenang, ternyata dia
mempunyai tubuh yang benar-benar luar biasa, kulitnya putih, yang
membuat darahku bergejolak kencang. Dari situlah petualanganku dimulai,
kami terus berenang. Sampai pada suatu saat dia terpeleset sewaktu ingin
naik, kutangkap dia, tanpa kusengaja aku pegang salah satu dari
payudaranya yang kenyal itu. Aku minta maaf karena tidak sengaja
kupegang tapi dia malah tersenyum bahkan sepertinya tidak ingin pernah
mau kulepaskan, dia terus memandangku sampai akhirnya kukecup bibirnya
yang seksi dan mungil itu, dia membalas dengan mesra. Kami terus
bercumbu di dalam air, sampai-sampai penisku mulai menegang, tanganku
terus merayap sampai ke buah dadanya, kuremas bergantian, sedangkan
tanganku yang lain memegangi tubuhnya yang tak mau dilepaskan.
“To.. jangan lepaskan tanganmu ya..” kata Siska sambil tangannya
sesekali memegangi penisku, dielusnya, setelah itu dia bilang, “Udah
dulu ya, aku kedinginan nih, kita lanjutkan nanti ya..” Kugendong dia
menuju kamar mandi yang tak jauh dari situ. Malam itu memang benar-benar
dingin. Setelah makan malam kami langsung ke tempat tidur
masing-masing. Aku membayangkan dia sedang ada di sebelahku tanpa
busana, lamunanku serentak pudar setelah Siska mengetuk pintu. “To, kamu
udah tidur belum?” sahutnya. “Belum,” jawabku, “Masuk aja tidak ditutup
kok!” Dia memakai pakaian tidur yang transparan. Kulihat gunung
kembarnya karena tidak mengenakan BH, sampai terlihat putingnya yang
merah kehitam-hitaman.
“Kamu lagi ngapain To? Belum tidur..?”
“Belum,” jawabku, aku balik bertanya,
“Kamu ngapain ke sini? kok kamu belum tidur?”
Dia menjawab, “Takut tidur sendiri, lagian dingin. Boleh nggak aku tidur
sama kamu, habisnya aku takut kalau tidur sendiri,” memancingku.
“Boleh aja,” sahutku.
Tiba-tiba dia langsung mendekatiku dan duduk di sampingku, terus terang
hatiku jadi dag dig dug, apalagi tiba-tiba dia memegang tanganku, entah
faktor udara yang semakin dingin atau aku terbuai angan-angan. Kucium
bibirnya seperti yang kulakukan di kolam renang, dia balik mencium
bahkan kali ini dia membalasnya dengan nafsu. Kukulum bibirnya dan
kumainkan lidahku ke dalam mulutnya sambil kuremas buah dadanya, kali
ini dengan kedua tanganku kuremas dan terus kuremas, lalu aku mulai
menjilati buah dadanya dan kukulum putingnya yang mulai mengeras. Karena
terangsang, kubuka seluruh pakaiannya juga CD-nya yang berwarna merah
jambu. Baru kali ini kulihat tubuh wanita yang benar-benar telanjang
bulat. Kulihat di sana ada rambut halus yang menutupi liang vaginannya,
begitu mungil vaginanya berwarna kemerahan, begitu indah, belum lagi
lekuk tubuhnya yang begitu menggiurkan, ditambah buah dadanya yang
membusung padat berisi.
Sejenak aku terpana, lalu ia mulai membuka pakaianku satu persatu sampai
CD-ku dibukannya, langsung keluarlah “terpedo”-ku yang kira-kira 17 cm,
dia langsung mengocoknya sambil menghisap senjataku itu berulang-ulang.
“Aah.. uh.. terus Mon.. terus..” Nikmat rasanya, aku tidak ingin kalah,
langsung saja aku ke bagian bawah ketempat yang indah itu. Aku mulai
membuka lebar-lebar kedua kakinya dan langsung kujilati vaginanya dan
klitorisnya, dia mengerang, “Oh.. ah.. uh..” sambil menarik rambutku.
Sepertinya dia menikmatinya, kami melakukannya berbalikan, aku menjilati
vaginanya sedangkan dia terus menghisap senjataku, “Oh.. yes.. oh..
yeh..” desahannya terus kurasakan, sampai suatu saat kubalikkan
badannya, lalu aku mulai memasukkan penisku yang mulai menegang keras ke
dalam vaginannya yang masih sempit itu. Siska merintih, “Ah.. ah..”
sepertinya jeritan keperawanan yang kurasakan. Lalu mulai kumasukkan,
“Blesep.. blesep..” Agak sedikit susah memang tapi terus kupaksakan,
akhirnya penisku seluruhnya masuk ke liang vaginannya. Dia langsung
memelukku dengan kencang.
Aku semakin semangat, kugenjot dan kupercepat penisku keluar-masuk,
“Slep.. slep..” kuangkat pantatnya sambil kuremas payudaranya
berulang-ulang, kurasakan vaginanya mulai mengeluarkan cairan,
sepertinya sudah mulai mencapai orgasme. Kupercepat gerakanku
maju-mundur dengan cepat, sampai kurasakan ada sesuatu yang mau keluar
dari penisku, kutarik dari lubang vaginanya dan kusodorkan ke mulutnya,
langsung Siska mengulumnya, “Mon.. oh.. ach..” Setelah itu langsung
penisku memuncratkan sperma yang membasahi sekitar wajahnya, “Crot..
crot.. crot..” langsung kucium dia. Dia menjilati sebagian spermaku yang
masih tersisa di mulutnya sampai habis. Kami berdua berpelukan sejenak
sampai akhirnya Siska tertidur di pelukanku sampai pagi dalam keadaan
masih telanjang bulat.
Aku terbangun lebih dulu dan langsung pergi ke kamar mandi. Tak lama
kemudian Siska menyusul ke kamar mandi dan kami mandi berdua, aku
menyabuni tubuhnya yang indah itu. Aku lama menyabuni di sekitar
payudaranya, lama sekali, dan sesekali kuelus dan kumasukkan jariku ke
dalam vaginanya. Siska juga tak mau kalah, dia menyabuniku lama sekali
di penisku sambil terus mengocok-ngocok penisku yang mulai tegang dan
menghisapnya dengan lembut sampai kurasakan nikmat sekali. Kali ini
kumasukkan penisku ke vaginannya dengan berdiri sambil kugendong dan
kutempelkan ke dinding kamar mandi. Kuangkat pantatnya dan terus
kugenjot dan kudorong penisku ke vaginannya, Siska merintih, “Terus To..
terus..” Dia kali ini benar-benar menikmatinya, lalu kukeluarkan
penisku dan Siska langsung mengocoknya dengan cepat, sesekali
menghisapnya, “Slep.. slep..” seperti makan es krim.
Tak lama kemudian, “Crot.. crot.. crot..” sebagian langsung tertelan ke
mulutnya dia terus menghisapnya sampai aku lemas dibuatnya. Setelah itu
kami mengeringkan badan, dan masuk ke kamar berpakaian aku mendekatinya,
kuucapkan.. “Terima kasih sayang, enak sekali tadi,” dia juga bilang,
“Terima kasih juga ya.. aku puas dan tidak menyesal memberikan semuanya
padamu To..” sambil kucium keningnya dan bibirnya tanda sayangku, dia
langsung memelukku dengan manjanya, maklum anak bungsu.
Setelah itu kami mengepak barang untuk pulang ke Malang. Sesampainnya di
rumahnya kucium dia dengan mesra dan Siska membalasnya lama sekali.
Kami bercumbu di depan rumahnya yang kelihatan masih sepi. Aku langsung
pulang dengan membawa kenikmatan yang baru kali ini kurasakan dengan
seorang gadis cantik dan masih perawan.